Warna
merupakan suatu elemen yang tidak bisa dipisahkan
dari kehidupan sehari-hari dalam berbagai aspek. Lebih dari sepuluh juta keindahan warna dapat
dibedakan oleh mata manusia. Namun warna bukanlah sebuah benda konkrit,
banyak persepsi yang diungkapkan setiap orang (subyektif) ketika kita berbicara
mengenai warna suatu benda. Misalnya, ‘biru tua’, ‘kuning cerah’, atau ‘hijau
terang’. Sumber cahaya, Objek, Lingkungan, dan Kondisi pengamatan menjadi
faktor yang mempengaruhi persepsi sebuah warna tersebut.
Pada dasarnya, warna
adalah respon psikologis seorang individu terhadap perbedaan panjang gelombang
pancaran energi. Warna dihasilkan dari representasi sinar putih yang dihasilkan
oleh sebuah sumber cahaya yang mengalami dispersi (penguraian) pada spektrum
prisma. Sehingga warna dapat diartikan sebagai tampilan sebuah objek yang
berupa sensasi-sensasi yang terdeteksi oleh mata.
Warna Dalam Bidang Industri
Di dalam dunia industri, warna memiliki
peranan yang amat penting. Warna mencerminkan karakteristik suatu produk. Melalui
warna kita dapat dengan mudah mengidentifikasi suatu produk yang akan
menentukan kesuksesan penjualan suatu produk (konsistensi warna suatu produk
dari waktu ke waktu). Warna juga tak luput berbicara tentang kualitas suatu
produk. Sehingga dewasa ini, kesadaran akan manajemen warna kian meningkat demi
mencapai perolehan konsistensi warna yang tepat dan keseragaman suatu produk.
Dalam dunia grafika, warna memiliki peran yang
sangat penting yaitu reproduksi warna dimana reproduksi warna merupakan suatu
proses untuk menghasilkan cetakan agar tercapainya suatu komunikasi.
Alat
Ukur Warna
Tidak dapat dipungkiri kebutuhan untuk dapat mengkuantifikasi
warna dalam satuan angka mutlak diperlukan agar interpretasi terhadap warna
menjadi lebih obyektif dan konsisten. Seiring dengan kemajuan teknologi serta
usaha untuk meringankan beban manusia sebagai subjek pelaksana maka diciptakan metode teknik pengukuran
warna yaitu dengan alat ukur warna, dengan menggunakan alat ukur tersebut maka
setiap warna dapat diukur maupun dideteksi berasarkan warna dasar penyusunnya
dengan mudah dan sesuai berdasarkan ketetapan sistem warna internasional atau
ICC (International Color Consortium).
Proses pengukuran warna tergantung pada metode
pengukuran warna yang digunakan. Berikut
alat ukur warna yang bisa digunakan:
1.
Colorimeter
Colorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
warna melalui sensor fotodioda, seperti mata manusia yang bisa mendeteksi tiga nilai
warna primer (RGB) sehingga dapat dihasilkan nilai LAB. Cara kerja colorimeter adalah sumber cahaya
disorotkan pada objek atau benda pengujian kemudian akan melewati photodectors (Filter RGB) sehingga
didapatkan nilai LAB yang dapat dikumpulkan dan dianalisa.
Colorimeter biasanya digunakan untuk
mengkalibrasi monitor dan quality
control.
Kelebihan
-
Mudah digunakan
-
Waktu yang digunakan lebih singkat
-
Biaya relatif rendah
Kekurangan
Tidak bisa
mengukur metamerisme dan juga color
strength.
2.
Spectrophotometer
Spectrophotometer merupakan alat
untuk mengukur warna dengan spektrum tertentu pada suatu objek kaca yang disebut
dengan kuvet.
Spectrophotometer memiliki prinsip kerja
yaitu hasil penggabungan dari spectrometer dan photometer. Spectrometer adalah alat yang menghasilkan sinar dari spektrum dengan
panjang gelombang tertentu. Alat tersebut berupa pengurai seperti prisma yang dapat menyeleksi suatu panjang gelombang dari sinar putih.
Sedangkan photometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
diserap atau diteruskan. Photometer
memiliki filter berbagai warna yang dapat melewatkan panjang gelombang warna
tertentu. Spectrophotometer dapat
digunakan untuk pembuatan profile
cetak.
Kelebihan
-
Kemampuan lebih canggih
-
Tingkat keakurasian tinggi
-
Dapat menganalisa warna lebih jauh
karena dapat menentukan nilai suatu pantulan cahaya dari setiap panjang
gelombang
Kekurangan
Harga
spectrophotometer lebih mahal
3.
Densitometer
Densitometer
adalah alat untuk mengukur density
atau derajat kepekatan warna suatu objek. Densitometer
dapat mengukur berapa banyak jumlah cahaya yang dapat direfleksikan atau
ditransmisikan dari sebuah objek. Pada awal pengukuran, densitometer harus selalu dikalibrasi karena density merupakan nilai relatif dan untuk menentukan nilai dasar atau density 0. Ada dua jenis densitometer, yaitu:
1. Densitometer refleksi (reflection densitometer) merupakan alat untuk mengukur cahaya yang
telah dipantulkan dari sebuah permukaan.
Alat ini dapat digunakan untuk mengukur density hasil cetakan.
2. Densitometer transparansi (transparency densitometer) merupakan
alat untuk mengukur nilai transparency
dari suatu material. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur density pada bahan yang tembus pandang,
seperti film negatif atau film positif.
Sekian
pengenalan tentang beragam alat ukur warna, semoga bermanfaat.
Referensi:
http://www.qualitydigest.com/inside/metrology-news/how-measure-color-differences.html'
Mulyanudin. 2007. Manajemen Color Untuk Peralatan Pra Cetak. Jakarta : Pusat Grafika Indonesia.
Materi Perkuliahan Digital Reproduksi oleh Sulaeman Saleh.