Conductivity adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Konsentrasi ion di dalam larutan berbanding lurus dengan daya hantar listriknya. Semakin banyak ion mineral yang terlarut, maka akan semakin besar kemampuan larutan tersebut untuk menghantarkan listrik. Sifat kimia inilah yang digunakan sebagai prinsip kerja conductivity meter. Sebuah sistem conductivity meter tersusun atas dua elektrode, yang dirangkaikan dengan sumber tegangan serta sebuah ampere meter.
Energi listrik dapat di transfer melalui materi berupa hantaran yang bermuatan listrik yang berwujud arus listrik. Ini berarti bahwa hars terdapat pembawa muatan listrik di dalam materi serta adanya gaya yang menggerakkan pembawa muatan tersebut.
Pembawa muatan dapat berupa elektron seperti logam, dapat pula berwujud ion positif dan ion negative seperti dalam larutan elektrolit dan lelehan garam. Pembawa muatan yang berwujud logam disebut elektrolit atau metalik, sedangkan pembawa muatan yang berupa larutan disebut ionic atau elektrolit. Gaya listrik yang membuat muatan bergerak biasanya berasal dari baterai, generator atau sumber energy listrik yang lain.
Perpindahan muatan listrik dapat terjadi bila terdapat beda potensial antara satu tempat terhadap yang lain, dan arus listrik akan mengalir dari tempat yang meiliki potensial tinggi ke tempat potensial rendah. Didalam suatu larutan, terjadinya arus listrik dikarenakan adanya ion yang bergerak.
Pada larutan yang memiliki konduktivitas atau elektrolitik, ion positif (kation) akan bergerak kearah katoda, dan ion negatif (anion) bergerak kearah anoda. Reduksi dan oksidasi akan terjadi pada katoda dan anoda. Pada reaksi ini, elektron akan berpindah dari anoda ke katoda dengan dihantarkan listrik.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan ion yaitu Berat dan muatan ion, Adanya hidrasi Orientasi, atmosfer pelarut, Gaya tarik antar ion, Temperatur, Viskositas. Semakin rapat struktur partikel, semakin sukar untuk mengalirkan arus listrik. Oleh karna itu conductivity benda padat lebih rendah dibandingkan condutivity larutan.
Pada bidang percetakan seperti pada offset, density tinta mempengaruhi conductivity nya. Density warna adalah kepekatan warna. Semakin pekat warna tinta semakin baik hasil cetakan.
Dari beberapa kondisi yang terjadi dilapangan dan beberapa referensi, permasalahan selama proses produksi sebagian besar di sebabkan oleh Fontain Solution. PH dan Conduktivity dimana dua properti terpenting yang harus dimiliki fountain solution adalah PH dan Conduktivity. Keberadaannya sangat penting untuk menjaga agar plat tetap lembab. Dua elemen ( PH dan konduktivity ) pengontrol condisi fountain solution ini tidak ada hubungannya secara langsung satu sama lainnya. Dan dalam prakteknya Conduktivity lebih sensitif bila terjadi perubahan nilainya dalam fontain solution dari pada PH. Oleh sebab itu harus di lakukan pengontrolan kondisi pH dan Conduktofitas selama proses produksi.
Dari penjelasan sebelumnya, telah diketahui bahwa viskositas adalah salah satu faktor koduktivitas, adapun dalam bbidang percetakan, maka viskositas tinta menentukan kondutivitas. Viskositas sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi besar kecilnya conductivity merupakan ukuran kekentalan suatu fluida yang menunjukkan besar kecilnya gesekan internal fluida. Dengan kata lain viskositas berkaitan dengan kerapatan partikel.
Density warna adalah kepekatan suatu warna. Semakin pekat, semakin kental tintanya, semakin susah mengahntarkan listrik karena susanan partikelnya makin rapat. Jadi semakin tinggi nilai density warna, semakin rendah conductivity nya.
Conductivity dan Density Tinta
Unknown
Kontributor
BelajarGrafika.Com memuat kumpulan materi kegrafikaan yang dirangkum dari berbagai sumber oleh mahasiswa dan alumni Program Studi Teknik Grafika dan mahasiswa Teknologi Industri Cetak Kemasan, Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan, Politeknik Negeri Jakarta (TGP-PNJ).
5:10:00 AM
Conductivity, Density, Materi Pracetak, Tinta Cetak