Mengetahui Kegunaan Grayscale dalam Pracetak

Pracetak merupakan proses yang harus dilakukan sebelum mencetak. Mencetak disini yang dimaksud bukan mencetak suatu benda, tetapi menampilkan suatu efek optis berupa gambar, ilustrasi maupun paragraf yang terdiri dari huruf dan angka yang dapat dilihat dan diartikan oleh mata.

Proses yang dilakukan sebelum mencetak ini merupakan hal yang sangat penting, karena tanpa pracetak mungkin sesuatu yang kita ingin hasilkan tidak dapat tersampaikan dengan sebagaimana mestinya.

Pada pracetak terdapat salah satu kata yang terkadang tidak terlihat tetapi sangat penting keberadaanya, yaitu grayscale.

Grayscale merupakan bahasa asing dari tangga keabuan. Tangga keabuan itu sendiri merupakan alat ukur yang didalamnya terdapat urutan blok warna dari hitam sampai putih. Oleh karna itu, gambar grayscale hanya terdiri dari warna hitam, abu-abu dan tidak berwarna.




Gambar informasi pallet Grayscale


Grayscale memiliki beberapa nilai, yaitu tergantung dari kedalaman pixel yang berhubungan dengan gambar. Pembagian nilai yang berhubungan dengan kedalaman pixel ditunjukan pada tabel berikut ini:




Gambar tabel derajat keabuan


Pada tabel, terdapat Pixel Depth (kedalaman pixel) yang satuannya merupakan bit.  Biar Penulis jelaskan, pada baris ketiga kolom grayscale terdapat angka 24  (baca: dua pangkat empat), angka 2 yang dimaksud adalah angka tetap pada kedalaman pixel dengan hasil scale yaitu 0-15. 24 hasilnya merupakan 16 yang berarti jarak kedalaman pixel diantara 0-16 yaitu 0-15, pixel depth dengan angka 4 menandakan jumlah yang harus dipangkatkan dengan 2 agar mendapat kan scale/jarak dari grayscale.
Mengapa kedalaman pixel hanya dari 0 sampai 255? Itu karena kedalaman pixel hanya sampai 8 bit, yaitu 0-255. Angka 0 menampilkan warna hitam pada pallet grayscale dan angka 255 menampilkan warna putih pada pallet. Diantara 0 sampai 255 terdapat titik tengah yaitu 128 yang menampilkan warna abu-abu.



Gambar pallet Grayscale dengan titik tengah 128


Mungkin grayscale  yang Pembaca ketahui pada umumnya yaitu mode grayscale yang terdapat pada software Adobe Photoshop. Memang benar, pada Adobe Photoshop terdapat mode grayscale yang membuat image/gambar berubah dari mode CMYK/RGB menjadi grayscale/abu-abu. Tetapi Penulis kali ini akan memberi informasi tentang kegunaan grayscale pada pracetak yang pada masanya sering digunakan secara konvensional.

Pada masa pracetak secara konvensional, yaitu proses pracetak yang dimulai dari fotoreproduksi, montase,  pembuatan pelat serta serangkaian proses yang dilakukan secara manual.

Pada proses fotoreproduksi terdapat pembuatan film atau lembaran foil tipis yang terdapat gambar maupun tulisan. Film tersebut merupakan film yang jenisnya berbagai macam, salah satunya film orthochromatic (peka terhadap warna hijau dan biru). Untuk menghasilkan gambar pada film tersebut dilakukan proses penyinaran yaitu dengan kamera reproduksi horizontal maupun vertikal. Grayscale digunakan sebagai alat ukur untuk mencari, mengetahui dan menentukan waktu penyinaran. Penyinaran yang dimaksud bukalah penyinaran karna semata-mata butuh sinar, tetapi proses pembuatan film pada fotoreproduksi yang digunakan untuk menjadi acuan untuk proses cetak.
Kamera reproduksi ini bukan sekedar kamera biasa yang sering kita temui, tetapi kamera yang tingginya seukuran manusia dewasa dan panjangnya seukuran mobil. Tidak terbayang, bukan? Ini karena pada masanya dunia digital belumlah berkembang, sehingga film dibentuk untuk mendapatkan acuan pada pembuatan pelat. Film yang sudah terbentuk gambar tersebut disusun sesuai dengan yang hasil yang diharapkan yaitu dinamakan montase. Setelah melalui proses montase, barulah pelat untuk mencetak dibentuk dengan disinari pada platemaker.

Grayscale sering digunakan untuk menjadi standar density/kehitaman suatu gambar nada lengkap (halftone). Karena terdiri dari warna hitam dan putih. Warna hitam sering diartikan ketiadaan cahaya, dan warna putih merupakan warna cahaya. Sebuah gambar nada lengkap (halftone) membutuhkan cahaya untuk mengetahui kualitas kepekatan warna dari gambar tersebut, untuk itu dibutuhkan acuan berupa warna putih.

Contohnya pada gambar ini:


Pada gambar tersebut, terdapat dua kotak yang berbeda, yaitu kotak warna yang berbeda-beda dari hitam, abu-abu sampai putih. Lalu disebelah kanan terdapat kotak yang berisikan angka yang berbeda-beda, angka tersebut terdiri dari angka diantara 0 sampai 255. Kedua kotak tersebut menggambarkan kedalaman warna yang didasari dengan tangga keabuan.
Grayscale sampai saat ini masih digunakan, karena grayscale sangat penting, grayscale digunakan sebagai acuan dari kepekatan (density) suatu warna dari gambar nada lengkap (halftone) .

Unknown

Kontributor

BelajarGrafika.Com memuat kumpulan materi kegrafikaan yang dirangkum dari berbagai sumber oleh mahasiswa dan alumni Program Studi Teknik Grafika dan mahasiswa Teknologi Industri Cetak Kemasan, Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan, Politeknik Negeri Jakarta (TGP-PNJ).