Seperti yang kita ketahui, proses
cetak adalah suatu proses pengalihan tinta cetak ke material cetak melalui plate cetak, untuk menampilkan sebuah
informasi berupa gabungan dari teks dan gambar (image). Untuk menghasilkan image
pada material cetakan dengan baik, proses cetak melewati 3 tahap proses yaitu, Prepress (yang sekarang telah berkembang
menjadi Digital Prepress), Press, dan Postpress.
Lalu, pada tahap mana kah finishing marks itu? Seberapa fungsional
kah dia? Dan, mengapa peranannya tidak selalu terlihat?
Finishing Marks adalah semacam tanda atau simbol yang ditambahkan
pada suatu cetakan atau diatur dalam pengerjaan di proses Prepress. Masing-masing simbol memiliki peranan dan fungsi
tersendiri akan tetapi, semua finishing
marks memiliki satu fungsi yang sama yaitu membantu agar hasil cetakan
menjadi rapih, sebelum maupun setelah dipotong pada proses akhir yaitu Postpress (proses finishing).
![](file:///C:/Users/fira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Nah, untuk mengenal si fungsional
ini, berikut beberapa contoh finishing
marks yang biasa digunakan dalam proses cetak.
1.
Crop Mark
adalah simbol untuk menandakan
letak di mana kertas akan dipotong. Crop
mark akan muncul secara otomatis saat menyimpan file dari software Adobe Illustrator ke dalam format PDF. Tanda potong ini terletak di setiap
sudut kertas hasil cetakan.
Sumber:
alphagraphicslisle
2.
Eye Mark
simbol yang
menandakan tanda letak potong kertas yang berbentuk persegi panjang dengan warna
solid, misalnya warna solid Cyan, Magenta, Yellow, atau Black, bukan warna
separasi atau campuran dari dua warna CMYK.
3.
Bleed Mark
simbol berupa
kotak yang mengelilingi kertas cetak, yang menandakan jarak antara lembar kerja
dengan garis potong kertas. Sehingga bagian kertas yang tidak tercetak (warna
putih), tidak ikut terpotong untuk end
using atau penggunaan akhir cetakan misalnya, untuk kertas majalah, koran,
brosur, dan lain-lain.
![](file:///C:/Users/fira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
Ukuran bleed mark diatur lebih besar atau
panjang daripada bagian yang akan dicetak. Maka, bleed mark bisa disebut sebagai tanda batas toleransi potong kertas
yang artinya, kertas boleh dipotong sampai tanda tersebut dan tetap
menghasilkan potongan yang rapih, tanpa sisa-sisa warna asli kertas yang tidak
tercetak. Dan, jangan lupa untuk menempatkan image sampai batas bleed mark.
![](file:///C:/Users/fira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg)
4.
Fold Mark
simbol berupa
garis sebagai tanda suatu area yang akan dilipat saat cetakan akan digunakan.
Misalnya, dalam sebuah cetakan koran, fold
mark disisipkan di tengah cetakan dalam satu kertas untuk dilipat menjadi
halaman pada koran.
![](file:///C:/Users/fira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.jpg)
![](file:///C:/Users/fira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.jpg)
Fold Mark yang tidak dipotong pada kertas
koran
5.
Gutter
merupakan
simbol untuk menandakan jarak antar area image
satu dengan yang lainnya dalam satu plano. Ya, gutter adalah jarak yang ada di antara kolom rubrik pada majalah,
buku, maupun koran.
![](file:///C:/Users/fira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.jpg)
Menurut arah
letaknya, gutter terbagi menjadi dua
yaitu gutter arah vertikal dan gutter arah horizontal.
![](file:///C:/Users/fira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.jpg)
![](file:///C:/Users/fira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image015.jpg)
6.
Offset
merupakan
simbol untuk menandakan jarak Crop Mark
ke bagian image.
![](file:///C:/Users/fira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image017.jpg)
7.
Bleed
merupakan jarak
area image dengan sisi-sisi material
cetak. Bleed menampilkan bagian yang
ada di area bleed mark dan dapat
dilihat saat pengerjaan membuat layout.
Bagian image diatur dengan melebihkan ukuran
aslinya, jadi, walaupun kertas cetakan dipotong saat finishing, masih ada warna tinta yang tercetak.
![](file:///C:/Users/fira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image019.jpg)
8.
Creep
merupakan pengaturan
jarak bagian image pada area mencetak
agar pada saat proses Postpress
dengan sistem tumpuk, bagian image
tetap terlihat konsisten. Jadi, semakin halaman yang ditumpuk paling atas,
semakin kecil nilai jaraknya.
Misalnya,
pada halaman ke-18, jarak antar image
di kertas 3 cm sedangkan pada halaman ke-34 memiliki jarak 0,8 cm.
![](file:///C:/Users/fira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image021.jpg)
![](file:///C:/Users/fira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image022.jpg)
9.
Registration
Mark
simbol
untuk menandakan sebuah target atau acuan di luar area image yang digunakan untuk membuat target image pada plate cetak
dan juga untuk membuat warna separasi.
Misalnya, operator cetak akan membuat warna Green separasi dengan menumpuk warna Cyan dan Yellow. Registration mark kedua
warna tersebut harus bertemu atau tertumpuk dengan tepat untuk mendapatkan
warna Green separasi yang diinginkan.
Dan suatu
cetakan dikatakan berhasil jika registration
marks pada tiap warna CMYK telah
bertumpuk dengan tepat. Registration mark
berwarna hitam tanpa ada bayangan warna Cyan,
Magenta, ataupun Yellow. Fenomena
itu dinamakan register dan jika registration mark belum tertumpuk dengan
tepat dinamakan missregister.
![](file:///C:/Users/fira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image024.jpg)
Registration
mark berwana hitam = cetakan berhasil (register)
10. Crop Box
simbol
berupa sebuah kotak yang hanya menampilkan bagian image yang telah dicrop,
jadi tidak menampilkan image secara
menyeluruh.
11. Trim Box
simbol
berupa sebuah kotak yang menampilkan image
bagian dalam atau area mencetak saja, tanpa simbol bleed yang mengelilinginya.
12. Media Box
berbeda
dengan crop box dan trim box, media box merupakan simbol kotak yang dapat menampilkan bagian image secara menyeluruh.
13. Color Control Strip
simbol ini
agak berbeda dengan simbol-simbol yang lain. Color control strip menampilkan sederetan kotak (color bars) yang berisi warna solid CMYK maupun Gray Balance yang mewakili warna-warna pada hasil cetakan.
Deretan
kotak-kotak warna yang diletakkan secara horizontal ini juga mengandung
berbagai informasi tentang hasil cetakan, misalnya informasi nilai perbesaran titik
raster (dot gain), density warna
tinta, penumpukan warna (color trapping),
dan masalah cetakan seperti slurring
& doubling, yang dapat dilihat menggunakan alat ukur Spectrodensitometer.
![](file:///C:/Users/fira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image026.jpg)
14. Legend
simbol-simbol informasi
berupa nomor cetakan, operator yang
mengerjakan, nama cetakan, tanggal & waktu pembuatan, warna tinta yang
digunakan, dan lain-lain. Legend dapat
ditemukan di plate cetak.
![](file:///C:/Users/fira/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image028.png)
Jadi, itulah beberapa finishing
mark yang mempunyai peran masing-masing dalam mencapai kualitas cetak.
Semoga ulasan di atas menambah pengetahuan tentang finishing marks. Berkarya selalu dan selalu berkarya! J
Referensi:
-
Catatan materi Prepress
dan Digital Prepress
-
Handbook of
Print Media by Helmut Kipphan
-
Teman-teman dan kakak-kakak yang telah membantu
menjelaskan J